Senin, 03 Januari 2011

Sejuta Doa Dasyat

Kukira aku punya sejuta doa
yang kukira pula
Allah tak kan lelah mengabulkannya

Awal tahun ceria,
Sebentar lagi, 1 muharram nanti--hijriah akan berubah angka menjadi 1 4 3 2 ..ya, ini hanya soal permainan angka ku rasa, atau mungkin permainan masa?
apapun itu, Allah ternyata masih izinkan kita untuk berfikir dan merasa..
Banyak cerita yang belum semuanya kubagikan, terlalu banyak cita-cita yang sudah menggunung namun belum semuanya melebur, membuncahkan seisi inspirasinya..
Tetesan air mata ini saya rasa tak akan berguna kalau tak dijadikan bahan muhasabah untuk bergerak kemudian, buat apa menumpuk angan dan impian, kalau usaha menuju kearah mimpi-mimpi itu tak seutuhnya di upayakan

ACTION !!
yap, harus banyak aksi bukan?
"Allah tidak menyukai orang-orang yang berputus asa", penyakit mengeluh itu ternyata menular, pesimis itu ternyata obat bunuh diri paling ampuh yang pernah ada..
"Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu itu", ternyata sudah jelas siapa dewan juri hidup kita, tak ada yang lain, cuma Allah semata, ahh..terlalu lama saya menutup indera, sampai-sampai saya lupa Dialah Allah diatas segalanya, terlalu sering saya mendua, menjadikan Illah selain Illah..
"Maka nikmat Tuhanmu manakah yang kau dustakan".
Secara cerdas Allah menjelaskan satu persatu alur hidup kita, desainnya sangat indah dan profesional, betapa Maha Dahsyatnya Allah mengatur segalanya..
penuh ketundukkan rasa syukur, dan tak lepas dari ketawadhuan, ini adalah isyaratNya bahwa harus selalu ada perbaikan dan perbaikan dalam jasad, ruhani, dan fikriyah ini
Siapa lagi yang akan mencuri cinta dan mimpi-mimpimu, selain dirimu sendiri dan tekad yang menggebu di qalbu itu..
tapi ternyata Tekad saja itu kurang temanku, Usaha..
ini tentang cara dan perjuangan kita untuk berlari, mengejar, dan perbaiki diri disetiap tikungan hidup kita.
lalu, "apa yang harus saya lakukan selanjutnya?"

Niat,
semua bermula dari niat, Rabb..andai ada alat pendeteksi hati, maka ku akan segera mengaktivasinya dan menggunakannya sebagai alat pengukur niat, a'uzubillahi sami'il'alimi minasyaithan nirrajim, bismillahirahmanirrahim..
sudah sedari kecil mempelajari kalimat indah itu, tapi entah seberapa juta kali melupakan hakikat lafas syahdu itu, hadits pertama dari kumpulan hadits arba'in, dikatakan bahwa semuanya bermula dari sebuah niat, jika niatan itu karena dunia dan wanita maka kita akan mendapatkannya sesuai dengan apa yg kita niatkan, namun jika semua yang kita lakukan diniatkan untuk Allah dan RasulNya, maka keberkahan dan buah terindahlah yang kita dapatkan, Amin Ya Rabbal'allamin..
temanku, sebegitu dahsyatnya efek niat..saya jadi teringat perkataan salah satu uztad ketika menghadiri kajian tafsir di Masjid Syamsu Ulum STT Telkom, ketika kita akan melakukan aktivitas atau kegiatan, maka buatlah dan kumpulkan semua niat baikmu untuk aktivitas itu..
bukan satu, dua, atau tiga niat saja--tapi luapkan beribu-ribu niat baik, doa, dan energi positif untuk optimalkan kegiatan yang kita lakukan.

Berjuang,
Ganbarimasu..!!, kosakata jepang pertama yang saya tahu dan paling saya suka ^^V
karena hidup itu tentang berjuang, Subhanallah..saya jadi ingat saat-saat kuliah, dimana setiap hari membawa kotak dagangan berisi donat, gorengan, dan aneka kue jajanan ke kampus, hampir setiap hari, ada ataupun tidak ada mata kuliah saat itu, dagangan ini harus tetap sampai kepada pelanggan..entah titip ke teman, atau titip ke stand-stand kampus..bahkan saya tak pernah lupa--detak jantung yang rasanya berjalan agak cepat saat kondisi menyadarkan bahwa tak ada uang saku utuh untukku, 100.000, 50.000, atau bahkan tidak ada transfer sama sekali dari orang tua untukku, haha..teringat jelas sms menghibur dari ibu "sabar ya mba, nanti kalau ada ibu transfer ke kamu", sungguh kalau bukan karena Allah, sebuah tarbiyah yang membangun karakterku, dan teman-teman "Pahlawan hatiku" yang menopang, saya mungkin takkan setegar itu, ahh..betapa rindu dengan nuansa-nuansa itu.
MasyaAllah, saya hampir cuti akademik karena urusan finansial yang macet, karena rizki yang sempat Allah tunda beberapa saat..sekali lagi masa membuktikan, saya tak cuti akademik--seorang Keluarga sederhana nan dermawan menolong saya, ya..sebuah cara yang begitu unik Allah telah mempertemukan kami, ini bukan sekedar curahan hati, ada ekspektasi memotivasi yang ingin saya bagikan untuk kalian teman, walau hanya sedikit..teramat sangat sedikit. Saya bahkan masih ingat dekapan erat peluk dan tangis ibu..saat menyaksikan toga dan ceremony wisuda itu akhirnya disaksikan langsung olehnya..
berjuang temanku sayang, IKHTIAR adalah kata terindah untuk trigger hati kita, Islam pernah futtuh karena perjuangan, Tokoh-tokoh besar yang namanya terpampang dan menyejarah itu tumbuh besar karena efek perjuangan, kita ada di bumi Allah ini juga karena faktor perjuangan, berjuta-juta sperma yang masuk dan membuahi telur indung yang hanya satu, dan BINGGO...kitalah pemenang itu, saya, kamu, kita!!

Tawakal
at the end, serahkan semuanya sama Allah, semua dariNya dan pada akhirnya akan kembali kepadaNya..
Doa, kata terindah dan ucapan terbagus dari hati kita sebaiknya senantiasa temani tiap langkah perjuangan kita, toh tangisan itu pada akhirnya akan berbuah indah, tawa itu nantinya akan membuncah..biarkan saja Allah yang mengaturnya, percayakan semuanya pada Allah, dialah Manajer Terhebat yang pernah ada
sedikit syair yang saya ingin bagikan untuk kalian temanku, isi hati yang begitu berbunga-bunga ada disini..
harapan yang begitu indah dan ingin ku capai untukNya..untuk Pangeran dihati terdalamku, Allah azza wa jalla

Sepertinya aku jatuh cinta
menggunung sudah
hampir meledak bahkan

Seperti jelaga besar
merintik perlahan, lalu rinainya menetes
mengalir basahi arung hati

Perihalnya ini adalah tentang hakiki
utuh
sempurna rasa ini sudah
tulus terpatri cinta ini
sejati
memenuhi hati

Sungguh tak kuasa lafas ini mengucap
ternyata sayang ini temani
rupanya tak satupun cinta itu terlewati

aku dilanda asmara
namun tak jua ingin ku obati rasa
mengapa harus ku hilangkan dermaganya
karenanya aku tau ini bukan salah

Sepertinya aku jatuh cinta
benar-benar cinta
padaMu
Duhai Kekasih hamba
Allah azza wa jalla

Parung, 4 Desember 2010
-MF-

Bikin Hidup Lebih Hidup

BIKIN Hidup Lebih Hidup
(10 alasan hidup itu indah)

Hidup itu Cuma sekali. So, buat apa dibuat sulit? Syukuri aja yang kamu punya agar menyadari hidup itu anugrah dari Yang Mahakuasa yang harus dipelihara.
Sukses dalam hidup itu cuma ditentukan dua hal : berpikir positif aatau negatif. Kalo berpikir positif, kamu akan mendapatkan hal yang baik dan segalanya akan terasa begitu indah. Sebaliknya, kalo kamu berpikir negatif, apapun yang kamu lakukan atau orang perbuat untukmu, selalu saja kamu menganggapnya salah.
Di bawah ini ada 10 alasan mengapa hidup ini begitu indah. Cerna, deh.
1. Kamu benar-benar hidup
Seperti diundang ke pesta yang cool dan membuat bahagia, hidup ini anugrah. Kamu bisa hidup seperti sekarang melalui proses yang sangat menakjubkan.
Pernahkah kamu berpikir dirimu adalah pemenang? Setidaknya sebelum kamu jadi embrrio, ada berjuta-juta sperma memperebutkan satu sel telur. Dan, kamu pemenangnya.
Guys, sebagai pemenang, jalani hiddup ini dengan semangat. Janganlah menunda-nunda suatu pekerjaan dan janganlah menganggap remeh segala sesuatu. Sang pemenang akan sukses kalo segala hal dikerjakan dengan sungguh-sungguh serta mau memberikan yang terbaik.
2. Kamu adalah kamu
Kamu individu yang unik. Tak seorangpun di dunia ini yang sama dengan kamu. Hebat, khan? Coba bayangkan, suatu dunia dimana setiap orang sama, baik dalam penampilan maupin personality. Tentu, kamu akan bete. Nggak ada tantangan.
Anehnya, kita suka menginginkan kehidupan seperti orang lain. Manusia sering kurang mensyukuri anugrah yang diberikan Tuhan. Padahal, masing-masing pribadi mempunyai kemampuan yang unik. So, galilah yang kamu miliki dan kembangkan semua itu. Percayalah, kamu punya kemampuan. Karena, Tuhan menciptakan kamu itu ada maksudnya.
3. Kamu punya teman dan keluarga
Jangan pernah berpikir, aku tidak ada yang memperhatikan atau semua orang menjauhiku. Setiap manusia di bumi punya kehidupan berbeda-beda. Seorang gadis mungkin mempunyai ibu yang suka berbuat kebaikan, sementara seorang cowok tak pernah melihat ibunya selama hidup. Tapi, kamu mesti ingat, selalu saja ada seorang yang perhatian terhadapmu. Dia bisa teman-temanmu, kakak, adikmu, atau mungkin guru pembimbingmu di sekolah. Berpikirlah, orang-orang di sekitarmu menyayangimu.
4. Cinta dan kasih sayang adalah hal yang terpenting
Ada orang bilang, cinta membuat dunia ini berputar. Hmmm....boleh saja. Tapi, berbagi cinta-kasih dengan orang lain adalah perasaan yang menakjubkan. Namun, anggak bisa dipungkiri, keretakan dalam membina hubungan selalu saja terjadi. Seringkali perselisihan itu membuatmu sakit hati. Tapi, kalo kamu punya kasih dalam keehidupanmu, kamu akan memandang keretakan sesuatu hal dimana kitaa mesti memperbaiki diri.
5. Begitu banyak kesenangan
Pasang-surut selalu saja terjadi. Tapi, dalam hidup ini banyak sekali kesenangan yang bisa kamu dapati. Pergi ke pesta, jatuh cinta sama seseorang, piknik, mengerjakan sesuatu yang positif
6. Kamu punya kekuatan
7. Badanmu menakjubkan
8. Hidup ini tak pernah membosankan
Jika dalam hidup ini tak pernah mengaalami kejutan, kita akan merasakan bosan. Tapi, perubahan-perubahan hidup seringkali membuat kita takut atau was-was. Pindah sekolah baru, ganti kepala sekolah, ganti teman, pindah rumah dan lain-lain sering membuat kita tak nyaman. Perubahan-perubahan hidup itu bisa menjadi baik atau jelek tergantung dari kamu. Tapi, kamu tak dapat lari meninggalkannya. Kamu harus menghadapinya. So, jika kamu merasa tidak senang pada suatu hal, lakukanlah dengan segera berbagai perubahan agar menjadi lebih baik. Jangan bertahan pad kondisi yang tidak mengenakkan.
9. Melangkah mundur bisa membuatmu lebih kuat
Mungkin, kamu berpikir, hidup ini akan enak jika tidak pernah gagal dalam ujian, tidak pernah putus pacar, tidak pernah berdebat, dan hal-hal yang membuatmu sedih. Cobalah, kalau kamu dalam kondisi seperti itu, tengoklah ke belakang. Pikirkan yang membuatmu salah. Pelajari kesalahan itu. Perbaiki untuk mencapai masa depan yang lebih baik. Jangan pernah menyerah hanya karena gagal. Berpikirlah, gagal adalah sukses yang tertunda. Melangkah mundur membuat kita berpikir lebih jernih.
10. Dunia ini adalah tempat yang sangat luar biasa
Hey, guys, cobalah tengok ke luar. Perhatikan bunga-bunga, bintang-bintang, lautan, bukit-bukit dengan tumbuhan hijau, sinar mataahari duduk di atas ufuknya. Wouw …., semua itu amat menakjubkan.
Pernahkah kamu berpikir, dunia ini beegitu luar biasa? So, berterimakasihlaah untuk semua itu, maka kamu akan merasakan hidup itu begitu indah. Dan kamu patut mensyukurinya.

MENCARI SOSOK PEMIMPIN SEORANG NEGARAWAN



Munculnya wacana pemimpin muda sebenarnya merupakan realitas kefrustasian sebuah generasi yang telah gagal dalam menentukan sosok pemimpin yang mampu membawa perubahan ke arah lebih baik bagi negeri ini.Jika kita hitung, sejak reformasi 1998 hingga sekarang, kita sudah mengalami pergantian kepemimpinan nasional sebanyak empat kali dan empat orang pemimpin.
Jika kita menggunakan standar perubahan dengan ukuran ideal yakni lima tahun, maka saat ini sudah melebihi batas itu karena hitungan mulai reformasi 1998 sampai sekarang sudah berjalan lebih dari sepuluh tahun. Tetapi bukanya perubahan kearah positif yang terlihat, melainkan justru sebaliknya malah mengalami kemunduran di sana sini. Bahkan mungkin sampai saat ini kita belum mengetahui apa sebenarnya penyakit di negeri ini yang membuat kekebalan tubuh negara bangsa ini terus melemah.
Apakah kita (anak bangsa) mampu jujur dalam hal ini untuk mengatakan bahwa kita semua turut andil dalam kesalahan ini? Disadari atau tidak kita sadari, kita semua adalah bagian dari estafet kegagalan itu karena bola kepemimpinan itu saat ini sudah diserahkan sepenuhnya kepada rakyat melalui pemilihan langsung.
Artinya kedaulatan untuk menentukan seorang pemimpin yang memeliki criteria seperti yang kita kehendaki itu sudah itu berada di tangan kita. Tinggal kembali lagi, apakah kita mampu untuk peka melihat dan menentukan sosok calon pemimpin itu, apakah kita sanggup untuk berfikir visioner (jangka panjang) bahwa kehidupan ini bukan hanya milik kita melainkan jangka panjangnya sampai ke anak cucuk kita?
Mereka para pemimpin tidak pernah mengakui itu yang ada mereka saling tuduh, dan saling tuding dan lempar tanggung jawab. Pemimpin yang satu berkata masalah itu waarisan pemerintahan masa lalu, pemimpin lainya berkata itu kebijakan pemerintah terdahulu, lalu rakyat menjadi bingung karena memilih pemimpin yang hanya pandai melempar kesalahan dan tanggung jawab. Jika seperti ini, apa artinya ada pemilihan presiden dan apa artinya ada presiden di negara ini. Yang rakyat pahami, presiden itu mereka pilh untuk menyelesaikan berbagai persoalan bangsa ini, bukan untuk berkeluh kesah dan saling caci.
Sebenarnya persoalan tua dan muda itu bukan hal yang paling substansial dalam hal menentukan sosok kepemimpinan nasional. Bangsa ini hanya sedang bingung karena tidak mampu menentukan arah mau kemana dibawa republik ini. Sehingga mereka mencoba mencari pembenaran dengan mempermasalahkan soal usia. Dalam siklus kehidupan ini, hukum alam selalu berlaku dan eksis sepanjang masa bahwa yang tua akan mati dan digantikan oleh yang muda, dan yang muda akan menjadi tua dan lalu mati dan digantikan lagi dengan yang muda, begitu seterusnya.
Dikotomi tua dan muda hanya akan memunculkan permusuhan dan pertentangan yang ujung-ujungnya hanya akan berputar-putar pada pasal-pasal hak asasi manusia. Itu hanya akan terus semakin menjauh dari visi dalam menentukan sosok pemimpin nasional yang tidak menyentuh akar permasalahan di Repubik ini.
Jika saja kita peka serta mau belajar dari sejarah peradaban masyarakat terdahulu yang mengedepankan kejujuran dan kesetiaan terhadap seluruh wilayah dan masyarakatnya, maka sosok pemimpin itu pasti tidak jauh dari kita, mereka ada disekitar kita. Kepemimpinan tidak pernah lepas dari campur tangan tuhan, terbukti dalam sebuah kelompok makluk apapun itu bail manusia ataupun binatang sekalipun pasti diantaranya ada salah satu yang terposisikan sebagai pemimpin. Dimasyarakat adat dahulu, seorang pemimpin adat malah jarang yan berusia muda, umumnya mereka sudah berumur tua. Tetapi ia memiliki kemampuan untuk meminpin, dan berbuat bijaksana terhadap masyarakat yang dipimpinya.
Mengenai parameter kepemimpinan ini sebenarnya sudah terwariskan sejak dahulu kala dari nenek moyang kita. Bukti konkrit nya adalah keberhasilan bangsa ini dalam ekspansi budaya di berbagai belahan dunia. Untuk kategori parameter masyarakat modern kita dapat pelajari ajaran budaya memimpin dan pemimpin yang di wariskan oleh Ki Hajar Dewantroro, dengan tiga semboyannya yaitu, ing ngarso sun tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani. Menurut Ki Hajar bahwa seorang pemimpin harus mampu menjadi contoh bagi masyarakat yang dipimpinnya, dan harus dapat memberi semangat, serta dorongan untuk maju kepada rakyatnya.
Sudah pada hakikatnya setiap masyarakat untuk dipandu oleh orang-orang terpilih untuk mengarahkan bentuk serta arah gerak sebuah kelompok, masyarakat dan negara. Karena sudah dari sononya pula, manusia yang berkumpul dalam jumlah banyak memiliki kecenderungan untuk kesulitan membuat konsesus untuk bergerak bersama. Ya seperti kata orang “kalau ada 10 orang dalam satu ruangan, maka akan ada 456 solusi”. Dari kondisi seperti ini lah para pemimpin muncul. Para pemimpin yang mengawal pergerakan sebuah kelompok dan mengarahkan tujuan sekumpulan manusia yang tidak tahu harus kemana. Secara naluriah atau mekanistis, para pemimpin muncul untuk membuka jalan sebuah kelompok menuju tujuan bersama yang disepakati.
Dalam era demokrasi, para pemimpin masyarakat dan negara dipilih melalui sebuah proses pemungutan suara yang panjang dan (terkadang) membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Bahkan dalam negara yang masih dalam era demokrasi transisi, biaya politik bisa menjadi sangat besar melebihi biaya yang dibutuhkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Tapi hal ini sah-sah saja tentunya, dengan asumsi bahwa dengan melalui proses yang panjang ini maka akan terpilih wakil dan pemimpin yang mampu meningkatkan kesejahteraan penduduk. Hipotesis yang aneh? Tapi kita di sini tidak untuk berputar di topik ini.
proses demokratisasi yang terjadi pasca jatuhnya orde baru, membawa Indonesia menuju sebuah konstelasi dan dinamika politik baru. Dimana bermunculan pemain-pemain politik baru dan kebebasan berekspresi yang semakin luas, yang membawa angin segar bagi kehidupan berpolitik dan bernegara di Indonesia. Paska disahkannya UU Pemerintah daerah dan UU Pemilu di tahun 2004, dimana kepala daerah dipilih secara langsung, hawa kebatinan politik Indonesia pun memasuki sebuah era baru. Masyarakat diberi kesempatan untuk ikut menentukan nasib para politisi yang memperebutkan kursi eksekutif di tingkat nasional dan lokal. Panggung politik dan ruang publik yang selama ini merupakan konsumsi para politisi, dimasuki oleh masyarakat sebagai decision voter.
Teorinya para pemimpin yang dipilih merupakan para pemain yang telah diseleksi oleh masyarakat luas untuk kemudian disaring dan ditentukan siapa yang layak atau tidak layak, siapa yang korup dan tidak korup, siapa yang pro rakyat dan pro kelompok. Idealnya itu yang terjadi dalam sistem yang dirancang setelah melalui proses panjang perenungan akademis dan perjalanan sejarah yang berliku. Kalau kata temen saya yang lain mah “namanya juga sistem buatan manusia, mana ada sih yang sempurna”. Sistem demokrasi di pilih sejatinya bukan karena itu sistem yang paling sempurna, akan tetapi merupakan sistem yang paling diterima oleh dunia internasional dan masyarakat. Tetapi, prasyarat ideal yang harus dipenuhi seharusnya terdiri dari dua komponen 1) masyarakat yang cerdas secara politik, dan 2) pemimpin yang negarawan.
Apa yang kemudian terjadi di Indonesia saat ini, saya kesulitan utuk menentukan apakah ini merupakan realita dan konsekuensi dari dinamika politik yang terjadi ataukah bentuk egoisme kelompok yang buta. Karena sepertinya apa yang terjadi,tidak lebih dari sekedar bagi-bagi kekuasaan saja.
Menteri yang gagal dalam menjamin keselamatan penumpang transportasi, tenang-tenang saja meneruskan jabatannya. Menteri yang gak pernah ngantor dan ngurusin partainya,membiarkan daerah tertinggal tetap tertinggal. Ada lagi isu menteri yang bagi-bagi beras murah dengan pesan sponsor dari partainya. Ada menteri yang ngurusin orang miskin, tapi enggan untuk melihat orang miskin secara utuh. Katanya mereka professional., tapi apa? Kalo mereka benar-benar professional, lalu mengapa kegagalan ini terus terjadi. Kenapa angka pengangguran kita masih diatas 10 juta,kenapa angka kemiskinan masih berkisar 45 juta KK, kenapa masih sering pesawat jatuh, kenapa harga beras semakin membumbung
Desakan reshuffle yang datang dari partai-partai politik pun kental nuansa ingin menempatkan kadernya untuk duduk di kursi menteri. Atau resuffle yang hanya ditujukan untuk membebaskan kadernya dari berbagai pertanggungjawaban profesionalisme. Ketika sector transportasi mengalami kekacauan, mungkin karena kelemahan si menteri tiba-tiba Partai politik mendorong reshuffle dengan tujuan memindahkan kadernya dari posisi yang beresiko itu.
Kita butuh seorang negarawan untuk memimpin republik ini, dimana memikirkan kepentingan bangsa dan Negara dan bukan kepentingan sesaat. Paradigma bernegara seharusnya menjadi semangat dalam berpolitik.
Menjadi pejabat publik bukanlah masalah kapling mengkapling kekuasaan atau dalam istilah populernya bagi-bagi kursi seperti pemandangan yang selama ini kita saksikan di pentas politik nasional, baik di eksekutif maupun legislative.
Apakah ini sebuah kesalahan kapasitas dan paradigma para pemimpin yang belum mengedepankan kepentingan rakyat. Ataukah ini sebuah kesalahan system yang dipilih untuk melakukan pemilihan pemimpin.
Apapun itu, Para pemimpin harus benar-benar melihat kondisi masyarakat. Mereka adalah sosok yang memiliki keunggulan dalam segala hal dibanding masyarakat pada umumnya (primus interpares). apakah tepat mendeklarasikan diri untuk maju dalam pencalonan presiden melalui iklan di media seperti layaknya sebuah perusahaan menjual produknya.
01 Agustus 2008
Penulis